Jombang, 26 Oktober 2025 – Alun-Alun Jombang menjadi pusat perhatian masyarakat pada Minggu pagi saat berlangsung pencanangan Gerakan Sampah Sayang. Kegiatan ini menjadi langkah konkret Pemerintah Kabupaten Jombang dalam mendorong pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berbasis partisipasi masyarakat.
Acara tersebut secara resmi dicanangkan oleh Ketua TP PKK Kabupaten Jombang, Ibu Yuliati Nugrahani Warsubi, dengan didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, jajaran kepala OPD terkait, Direktur Bank Sampah Induk Jombang, serta Tim Penggerak PKK dari tingkat kabupaten hingga desa. Antusiasme peserta terlihat tinggi, menandakan kepedulian masyarakat yang semakin tumbuh terhadap isu lingkungan, khususnya pengelolaan sampah.

Program “Sampah Sayang” merupakan inisiatif kolaboratif antara PKK Kabupaten Jombang, Dinas Lingkungan Hidup, dan Bank Sampah Induk Jombang. Gerakan ini hadir untuk mengedukasi masyarakat agar lebih bijak dalam mengelola sampah melalui upaya mengurangi, memilah, dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Melalui kegiatan seperti bank sampah, pengelolaan sampah organik, dan daur ulang anorganik, program ini diharapkan dapat mendorong terbentuknya ekonomi sirkular berbasis komunitas, meningkatkan kesadaran lingkungan, serta mendukung pembangunan berkelanjutan di tingkat desa.
Sebagai bagian dari kegiatan tersebut, diselenggarakan pula diskusi interaktif atau talkshow yang menghadirkan tiga narasumber, yaitu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jombang Miftahul Ulum, Ketua TP PKK Bidang Lingkungan Hidup Octadella Bilytha Permatasari, dan Ketua Sanggar Hijau Indonesia Shanti Ramadhani.
Dalam kesempatan itu, Miftahul Ulum Kepala Dinas LH memaparkan kondisi pengelolaan sampah di Kabupaten Jombang saat ini. Disebutkan
“Saat ini setiap warga Jombang menghasilkan rata-rata 0,4 kilogram sampah per hari, dengan total sekitar 530 ton sampah setiap harinya. Sementara kapasitas yang masuk ke TPA baru sekitar 150 ton per hari, dan kemampuan kita menangani sampah ini, masih diangka di 53%.”
Selain itu dijelaskan juga bahwa Pemerintah Kabupaten Jombang berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah dengan membangun minimal 4 TPS3R setiap tahun dan mewujudkan sedikitnya 30 sekolah adiwiyata setiap tahun.
Sementara itu, Bunda Octadella menjelaskan bahwa keberhasilan Program Sampah Sayang sangat bergantung pada keterlibatan langsung masyarakat, terutama para ibu-ibu PKK, dalam mengubah cara pandang terhadap sampah.
“PKK ingin merubah paradigma dari sampah kotor tidak berharga menjadi sampah ayo kita sayang, bagaimana kita bisa mengelola sampah secara bijak, dan bagaimana sampah itu mempunyai nilai yang lebih. Entah itu nilai ekonomi, entah itu nilai estetik.” ujarnya.
Dari perspektif aktivis lingkungan, Shanti Ramadhani dari Sanggar Hijau Indonesia menambahkan bahwa prinsip pengelolaan sampah dapat disederhanakan dalam konsep 3A, yaitu Mencegah, Pilah, dan Olah. Menurutnya, cara ini akan mempermudah masyarakat memahami dan menerapkan pengelolaan sampah dalam kehidupan sehari-hari.
“Secara global prinsip pengelolaan sampah itu 3R, tapi kami memudahkan supaya ini jadi pemahaman yang sederhana tetapi nanti bisa mudah diimplementasikan dengan 3A gitu ya, yang pertama mencegah Mencegah itu adalah pintu pertama pengolahan sampah, lalu kedua yaitu pilah, terus kemudian yang ketiga yaitu olahnya itu tadi yang proses dari mempilah karena pilah ini memudahkan pengolahan menjadi mudah dan kembali manfaatnya untuk kita semua.” terangnya.


Dalam sambutannya Ketua TP PKK Ibu Yuliati Nugrahani Warsubi berkeinginan bertransformasi seiring dengan program kerja pemerintah kabupaten jombang dengan menselaraskan dan mensinergikan dengan program pemerintah. Sebagaimana yang dipahami bersama, isu pengelolaan lingkungan, isu pengelolaan sampah saat ini menjadi tantangan yang dihadapi di indonesia, termasuk di kabupaten Jombang.
“Kami hadir dengan program sampah sayang, sampah sayang bertujuan merubah paradigma sampah jadi masalah, menjadikan sampah sebagai potensi, sampah sebagai berkah. Tanggung jawab individu ditekankan, melalui tanggung jawab untuk tidak membuang sampah sembarangan, tidak membakar sampah mengurangi sampah dengan menggunakan wadah makanan dan minuman guna ulang, memilah di rumah berdasar jenis, mengolah sampah organik dengan kompos atau yang lain serta mengembangkan sirkular ekonomi dengan bank sampah.” ujar beliau.
Rangakaian acara diakhiri dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara PKK Kabupaten Jombang, Dinas Lingkungan Hidup, dan Bank Sampah Induk Jombang, yang menjadi simbol komitmen bersama dalam pengelolaan sampah berkelanjutan. Kegiatan tersebut ditutup dengan flashmob “Sampah Sayang”, yang menggambarkan semangat kebersamaan dan optimisme dalam mencintai lingkungan.


Melalui Gerakan Sampah Sayang ini, diharapkan kesadaran masyarakat Jombang semakin tumbuh untuk mengelola sampah secara bijak dan bertanggung jawab. Dengan sinergi antara pemerintah, PKK, komunitas, dan seluruh elemen masyarakat, Kabupaten Jombang berpeluang menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan sampah terpadu dan berkelanjutan. Gerakan ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah nyata menuju budaya baru.
Sampah Sayang - Sampah Disayang, Lingkungan Tenang, Keluarga Senang.