Kegiatan pelestarian sumber mata air dimulai pada tahun 1990an, merupakan inisiatif dan kesadaran Kelompok Kepuh sendiri dengan melibatkan masyarakat sekitar melihat kondisi sumber mata air yang semakin berkurang jumlahnya akibat penggundulan hutan. Awal mulanya hutan di kawasan Dusun Mendiro ditumbuhi banyak tanaman kayu, serta tanaman buah-buahan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan. Hutan seluas 50 hektar yang masuk dalam wilayah penguasaan Perhutani ini mengalami kerusakan dan menjadi gundul, akibat penebangan kayu hutan secara ilegal pada tahun 1998-1999.

Sebagai sumber air bersih bagi masyarakat, berkurangnya sumber mata air ini adakalanya memicu konflik antar warga akibat kurangnya pasokan air untuk kebutuhan air bersih, peternakan maupun kegiatan pertanian. Pada musim kemarau sebagian masyarakat Ds. Panglungan dan Ds. Sumberejo sulit mendapatkan air bersih.

Melalui inisiatif dan swadaya sendiri, Wagisan bersama 10 orang yang menamakan diri sebagai kelompok Kepuh (Kelompok Pelindung Hutan dan Pelestari Mata Air), kelompok masyarakat yang peduli terhadap hutan melakukan penanaman bibit pohon buah-buahan, pada lahan yang gundul. Kelompok KEPUH beranggapan bila kondisi ini dibiarkan, maka tidak hanya akan berakibat pada bencana lingkungan, namun juga mempengaruhi perekonomian warga yang semula sangat bergantung pada hutan.

Keterlibatan masyarakat dalam menjaga hutan sangat penting, karena masyarakatlah yang setiap hari berinteraksi di hutan dengan berbagai ikatan emosional dan ekonomi yang terkandung di dalamnya. Fungsi hutan terutama sebagai bagian dari daerah tangkapan air baik secara ekologi maupun ekonomi inilah, yang menjadikan hutan sebagai ekosistem yang harus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat.

Jenis tanaman yang berfungsi menyerap air yang dibudidayakan oleh KEPUH dan masyarakat setempat adalah sebanyak 36 jenis, diantaranya: Salam, Kemiri, Nangka, Suren, Gondang, Durian, Bendo, Tutup Trembesi, Tutup Goprak, Kluwih, Sukun, Waru Gunung, Langsep dan beberapa jenis lain. Sampai saat ini sudah lebih dari 20.000 pohon yang telah ditanam di dalam kawasan penyangga hutan dan daerah tangkapan air mata air, dengan luas lahan yang telah dikonservasi seluas ± 70 Ha.

Saat ini dikembangkan inovasi Ekowisata Permata Hati (Perlindungan Mata Air dan Hutan Berbasis Masyarakat). Ekowisata Permata Hati memadukan antara pelestarian lingkungan dan wisata dengan pendekatan partisipatif edukasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan bersama oleh wisatawan, yaitu:

1. Adopsi Mata Air, program ini memberikan kesempatan kepada kelompok, komunitas, perusahaan ataupun perorangan untuk mengadopsi mata air yang ada di Hutan Mendiro, dengan menanam pohon yang disediakan oleh kelompok KEPUH.

2. Penanaman Pohon, program ini mengajak pengunjung terlibat dalam aksi penanaman pohon di Kawasan lindung atau lahan kritis di Hutan Mendiro bersama masyarakat

3. Pengenalan Hutan dan Keanekaragaman Hayati. program ini mengajak masyarakat menjelajah hutan konservasi dengan luas 70 hektar yang telah berhasil dikonservasi dengan berbagai jenis pohon. Pengunjung dapat menggunakan tipe hutan tropis dengan berbagai keanekaragaman hayatinya sebagai media pembelajaran.

4. Wisata Petik Buah dan Pecah Kemiri. Ratusan batang pohon buah, misalnya durian, alpukat, jeruk dan kemiri merupakan potensi ekonomi buat masyarakat. Wisatawan dapat diajak bersama masyarakat untuk terlibat dalam aktivitas merawat, memanen maupun melihat proses pengolahannya

5. Jelajah Mata Air dan Pembelajaran Biotilik. Kegiatan ini merupakan pembelajaran pengenalan mata air dengan melihat secara langsung ke lokasi mata air yang ada di Hutan Mendiro, sekaligus melakukan identifikasi biota air untuk mengetahui kualitas air sungai.

6. Pengamatan Burung. Hutan Wonosalam ditemukan 125 jenis burung dengan beberapa dengan status dilindungi. Pengunjung bisa melihat burung rangkong, elang jawa dan beberapa jenis lainnya pada Menara pandang.

7. Kuliner dan Produk Kopi Lokal. Pengunjung dapat menikmati kuliner (makanan) local yang dibuat oleh masyarakat setempat, semisal nasi jagung, durian, kopi, sayur kotok dan beberapa jenis makanan lain.

Kelompok KEPUH menyediakan paket homestay, tenda, konsumsi, pemandu wisata edukasi.

Untuk Informasi dan Reservasi dapat menghubungi:

WAGISAN – KELOMPOK KEPUH (HP. 082338458100)